1 Komodo
Komodo
merupakan spesies reptil purba endemik yang hidup semenjak zaman purba.
Evolusi komodo dimulai dengan genus Varanus yang mulai berkembang di
Asia antara 40-25 juta tahun yang lalu. Komodo adalah kerabat dekat dari
dinosaurus. Hal ini dilihat dari ditemukannya fosil-fosil dari jenis
dinosaurus tertentu yang menunjukkan kemiripan struktur tubuh dengan
komodo. Dinosaurus sudah lama punah tetapi Komodo sampai sekarang masih
ada. Komodo disebut sebagai Dinosaurus terakhir di dunia. Hewan satu
masa dengan dinosaurus ini dikenal sebagai kadal karnivora namun mereka
juga hewan kanibal karena kadang mereka memangsa anak-anak mereka.
Komodo (Varanus komodoensis) adalah jenis kadal terbesar. Tercatat
Komodo terbesar yang pernah ada memiliki panjang 3,13 meter dan berat
166 kilogram. Komodo dapat ditemukan di Pulau Komodo dan pulau-pulau
kecil di sekitarnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Habitat asli Komodo
hanya bisa ditemukan di kepulauan Indonesia ini dan tidak ada di
belahan dunia lain.
2 Penyu Belimbing
Penyu
belimbing atau Dermochelys Coriacea disebut telah mendiami Bumi
semenjak 100 juta tahun silam semasa dinosaurus merajai planet bumi.
Penyu belimbing adalah jenis penyu terbesar. Berat penyu belimbing bisa
mencapai 900 kg, dengan panjang badan sekitar satu setengah hingga dua
meter. Tidak seperti penyu lainnya, penyu belimbing tidak memiliki
karapas keras. Karapasnya seperti sebuah mosaik dari tulang-tulang kecil
yang keras, kulitnya elastis dengan punggung membujur. Penyu belimbing
dapat ditemukan dari perairan tropis hingga ke lautan kawasan sub kutub
dan biasa bertelur di pantai-pantai di kawasan tropis. Penyu belimbing
hanya makan ubur-ubur, dan hanya ada sedikit tempat di dunia yang
dipilihnya untuk bertelur. Salah satu tempat bertelurnya ada di Pantai Jamursba Medi dan Warmon terletak di Utara Kepala Burung Provinsi Papua
Barat, Distrik Abun, Kabupaten Tambrauw. Penyu belimbing mempunyai
kebiasaan berkeliling dunia menjelajahi berbagai wilayah di belahan bumi
ini.
3 Ikan Coelacanth
Ikan
Coelacanth diduga sudah ada sejak era Devonian sekitar 380 juta tahun
silam, hingga kini bentuknya tidak berubah. Coelacanth adalah ikan purba
yang berasal dari sebuah cabang evolusi tertua yang masih hidup dari ikan berahang. Sebelumnya, ikan tersebut sempat diperkirakan sudah punah
sejak akhir masa Cretaceous 65 juta tahun lalu. Tapi kemudian ternyata
ikan ini ditemukan masih hidup. Ikan ini hanya hidup di perairan Afrika Selatan bagian barat dan perairan Indonesia timur masing-masing disebut
Latimeria chalumnae dan Latimeria menadoensis. Di Indonesia ikan purba
Coelacanth dapat ditemukan di perairan Talise, Minahasa Utara dan
perairan Malalayang, Teluk Manado, Sulawesi Utara. Habitat ikan
Coelacanth berada pada kedalamanan lebih dari 180 meter dengan suhu
maksimal 18 derajat Celsius. Di Indonesia, khususnya di sekitar perairan
Manado dan Minahasa Utara, spesies ini oleh masyarakat lokal dinamai
ikan raja laut.
4 Ikan Arwana
Ikan
Arwana merupakan salah satu ikan purba yang belum punah. Studi genetik
dan temuan fosil menunjukkan, ikan ini setidaknya telah hidup di bumi
sejak 220 juta tahun yang lalu. Arwana termasuk ikan karnivor yang
mendiami habitat sungai dan danau berair tenang. Ikan ini dapat
ditemukan di Amazon, dan di beberapa bagian Afrika, Asia dan Australia.
Ikan arwana (Scleropagus sp.) bisa ditemukan di perairan tawar
Indonesia. Salah satu jenis Arwana adalah arwana super red yang
merupakan ikan asli hulu Sungai Kapuas dan Danau Sentarum di Kalimantan
Barat. Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut yang menciptakan
lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut.
5 Buaya Muara
Buaya
merupakan salah satu hewan purba yang tersisa di bumi ini. Buaya muara
atau buaya bekatak (Crocodylus porosus) adalah salah satu spesies buaya
terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil (Crocodylus
niloticus) dan Alligator Amerika (Alligator mississipiensis). Panjang
tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan
di Sangatta, Kalimantan Timur. Buaya masih mempunyai kerabat dekat
dengan hewan reptil purba, CrocodileSaurus yaitu nenek moyang buaya
yang mempunyai panjang hampir 30 meter. Namun karena pengaruh alam,
tubuh CrocodileSaurus menyusut hingga menjadi buaya muara. Buaya muara
dapat ditemukan mulai dari Teluk Benggala (India, Sri Langka, dan
Bangladesh) hingga Kepulauan Fiji. Indonesia menjadi habitat terfavorit
bagi buaya muara selain Australia.
6 Belangkas
Hewan
mirip kepiting ini adalah hewan jenis artopoda yang hidup di perairan
dangkal dan kawasan mangrove. Kadang disebut juga dengan nama kepiting
ladam, mimi, atau mintuna. Mimi adalah nama dalam bahasa Jawa untuk
yang berkelamin jantan dan Mintuna adalah untuk yang berkelamin betina.
Hewan ini merupakan salah satu hewan purba yang tidak mengalami
perubahan bentuk berarti sejak masa Devon (400-250 juta tahun yang lalu)
dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak
sama. Bentuk hewan ini berbentuk seperti ladam kuda berekor. Meski
bentuknya menyeramkan, daging dan telur belangkas bisa dijadikan
makanan. Namun perlu berhati-hati karena ada bagian tubuhnya yang
mengandung racun. Belangkas bisa ditemukan di perairan laut Asia
Tenggara dan Amerika Utara. Di Indonesia, jenis belangkas yang ditemukan
adalah Tachypleus gigas, Tachypleus tridentatus dan Carcinoscorpius
rotundicauda. Jenis T. gigas banyak dijumpai di perairan estuaria hampir
merata diseluruh perairan Indonesia.
7 Trenggiling
Trenggiling
atau Pangolin termasuk salah satu hewan purba, beberapa fosil
trenggiling sudah ditemukan pada masa Oligosen dan Miosen. Hewan ini
memakan serangga dan terutama semut dan rayap. Rambutnya termodifikasi
menjadi semacam sisik besar yang tersusun membentuk perisai berlapis
sebagai alat perlindungan diri. Jika diganggu, trenggiling akan
menggulungkan badannya seperti bola. Trenggiling hidup di hutan hujan
tropis dataran rendah. Trenggiling dapat ditemukan di Asia Tenggara.
Trenggiling yang ada di Indonesia dikenal dengan nama Trenggiling Jawa
(Manis Javanica) dijumpai di daerah pegunungan di Sumatera, Kalimantan
dan Jawa serta Bali. Walaupun tampak seperti reptil, hewan ini tergolong mamalia. Sekarang di Indonesia sendiri hewan ini termasuk hewan yang
dilindungi. Di Provinsi Jambi populasi trenggiling masih cukup banyak
ditemui.
0 komentar:
Posting Komentar